Rabu, 04 Maret 2015

Penemu Teknologi 4G Asal Indonesia


Usianya baru 36 tahun.Meski begitu,Khoirul Anwar berhasil mewujudkan mimpi membuat teori baru seperti Albert Einstein dan Michael Faraday.Dia berhasil menciptakan teknologi transmitter yang kini dikenal di dunia telekomunikasi sebagai teknologi 4G. Khoirul Anwar dinobatkan sebagai ilmuwan muda berprestasi dalam ajang Achmad Bakrie Award.Dia berdiri sejajar dengan tokoh-tokoh senior seperti Emil Salim,Mundardjito,Gunawan Indrayanto,I Gede Wenten,dan Indrawati Ganjar.Teknologi transmitter and receiver yang dibuatnya pada tahun 2004 lalu,kini digunakan secara luas di sejumlah negara dalam layanan telekomunikasi.Dunia menyebutnya 4G LTE (Long Term Evolution).Teknologi itu mulai.booming di Indonesia setelah sejumlah operator seluler ramai-ramai meluncurkannya. Anwar menciptakan teknologi 4G saat masih menempuh studi doktoral di Nara Institute of Science and Technology (NAIST),Jepang.Dia merasa gundah dengan ada nya problem power pada wifi.Untuk mengatasi hal tersebut,Anwar menggunakan algoritma Fast Fourier Transform (FFT) berpasangan.Sebuah FFT dipasangkan dengan FFT aslinya dengan harapan bisa menstabilkan power.Ide itu dianggap gila oleh para ahli saat dia melakukan presentasi di Hokkaido Jepang pada tahun 2005. Apa yang dilakukan Anwar dianggap tidak berguna.Sebab,apabila dua FFT dipasangkan,yang terjadi adalah saling menghilangkan.Kemudian dia juga dicemooh saat presentasi di Australia.Tentu Anwar tidak sebodoh itu,ada teknik tertentu agar tidak saling menghilangkan.Anwar tetap bersikeras karena dia tahu ini sangat bermanfaat.Setelah dicemooh di Hokkaido Jepang,Anwar pergi ke Amerika Serikat untuk mematenkan teknologi ciptaannya.Dia berhasil mendapatkan hak paten dengan nama Transmitter and Receiver,ditambah penghargaan di Negeri Paman Sam. Tidak disangka-sangka,pada 2008 International Telecommunication Union (ITU) yang berbasis di Jenewa,Swiss menetapkan standar teknologi 4G untuk telekomunikasi.Rupanya,teknologi yang dijadikan standar adalah teknologi yang dia patenkan pada tahun 2006.Kemudian,pada tahun 2010 teknologi miliknya digunakan sebagai standar internasional untuk keperluan satelit.Karena sudah digunakan satelit,Anwar pun yakin teknologinya bisa diterapkan untuk telekomunikasi di bumi. Pembuktian itu merupakan buah dari proses panjang,yang berawal dari sebuah arit.Ya,semasa kecil,pekerjaan sehari-hari Anwar seusai sekolah adalah ngarit (mengarit,mencari rumput untuk pakan ternak).Anwar kecil sangat menyukai sains.Karena itu,di sela ngarit,dia menyempatkan diri membaca buku mengenai teori Einstein dan Faraday.Angan-angannya membumbung tinggi.Dia ingin kelak bisa menciptakan teori baru seperti Einstein dan Faraday.Dia pun bertekad untuk merubah dan berupaya mengejar mimpinya.Sehingga tidak terus menjadi tukang ngarit di tempat asalnya,Dusun Jabon,Desa Juwet,Kecamatan Kunjang,Kabupaten Kediri. Mimpi tersebut nyaris pupus saat ayahnya,Sudjiarto,meninggal dunia pada tahun 1990.Kala itu Anwar kecil baru saja lulus SD.Dia pun kebingungan.Dia khawatir ibunya,Siti Patmi,yang dia panggil emak,tidak punya uang untuk menyekolahkan dirinya sampai ke perguruan tinggi.Akhirnya,dengan tekad bulat,Anwar kecil memberanikan diri menemui emak dan memohon untuk disekolahkan setinggi-tingginya.Keinginan kuat Anwar meluluhkan hati sang bunda."Beliau bilang,'Nak,kamu tidak usah ke sawah lagi.Kamu saya sekolahkan setinggi-tingginya sampai tidak ada lagi sekolah yang tinggi di dunia ini". Anwar lalu bersekolah di SMPN 1 Kunjang,kemudian berhasil menembus SMAN 2 Kediri,yang merupakan sekolah favorit.Menjadi salah satu diantara segelintir anak desa yang bersekolah di kota membuat Anwar minder.Namun,rasa minder itu mampu dikalahkan ketekunannya menuntut ilmu.Hasilnya,dia menjadi juara kelas pada tahun pertama. Anwar lalu melanjutkan studi ke Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB).Dia lulus sebagai salah seorang wisudawan terbaik ITB pada tahun 2000.Anwar lalu berupaya mendapatkan beasiswa magister yang ditawarkan Panasonic Jepang.Dia lulus seleksi dan memilih universitas di Tokyo sebagai tujuan.Rupanya,kali ini Anwar menemui ganjalan.Dia tidak lolos seleksi yang diadakan sebuah universitas di Tokyo plus tidak lulus ujian kemampuan bahasa Jepang.Anwar sangat sedih dan malu saat tahu tidak lolos.Agar tidak dipulangkan,akhirnya dia beralih ke universitas lain,yakni NAIST,yang juga di Jepang.Dia berhasil lolos masuk NAIST dan menyelesaikan studi magisternya selama 1,5 tahun.Dia kemudian melanjutkan studi doktoral dan meneliti transmitter tersebut. Saat ini Anwar menjadi asisten profesor di Japan Advance Institute of Science and Technology.Selain mematenkan 4G,Anwar mengembangkan teknologi itu dengan mengefisienkan power.Karena beresiko terjadi intererensi (interaksi antar gelombang) yang bisa merusak.Anwar terinspirasi tayangan kartun Dragon Ball Z ketika tokoh Son Goku mengambil energi dari alam yang disatukan menjadi bola api.Bola api tersebut bernama Genkidama.Cara itu lalu dia coba di teknologi 4G dengan menarik energi sekitar untuk menunda interferensi yang berada di tengah. Teknologi 4G modifikasi tersebut lalu dipatenkan.Begitu pula satu teknologi lain yang dia ciptakan untuk keperluan Olimpiade Tokyo 2020.Anwar bersyukur pemerintah Jepang begitu menghargai ilmuwan.Dia sebagai ilmuwan asing memperoleh kemudahan untuk mendapatkan dana riset.Bahkan,untuk urusan paten,biayanya ditanggung pemerintah Jepang. Khusus penerapan teknologi 4G di indonesia,bagi Anwar tidak ada kata terlambat.Peluangnya sangat besar dan bermanfaat bagi masyarakat.Pemerintah harus siap,operator seluler juga harus siap.Semoga keberhasilan Anwar ini bisa memotivasi dan menginspirasi semua anak negeri,bahwa tidak ada yang tak mungkin jika kita mau semua pasti bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar